Wednesday, November 11, 2015

Ketaqwaan Kepada Alloh SWT

Assalamulaikum wr. wb.

Berikut saya mencoba membuat ringkasan mengenai artikel ketaqwaan dalam islam.


Taqwa ialah mengerjakan perintah-perintah Alloh dan meninggalkan larangan-larangan Alloh baik zhahir maupun bathin.


Ciri-ciri orang bertaqwa :
  • Takut dan Gentar jika disebut nama Alloh SWT
  • Taat dan selalu ibadah kepada Alloh SWT
  • Selalu beristighfar / membersihkan hati dari kotoran / dosa

Kunci mempertahankan Ketaqwaan :
Dalam diri manusia harus terdapat 5 sikap di bawah ini dalam mempertahankan keimanan dan ketaqwaan kepada Alloh SWT. Adapun 5 sikap untuk kunci mempertahankan ketaqwaan adalah sebagai berikut :
  1. Mu'ahadah
  2. Mujahadah
  3. Muraqobah
  4. Muhasabah
  5. Mu'aqobah

1. Mu’ahadah
Mu’ahadah adalah mengingat perjanjian dengan Allah SWT. Sebelum manusia lahir ke dunia, masih berada pada alam gaib, yaitu di alam arwah, Allah telah membuat “kontrak” tauhid dengan ruh.
Kontrak tauhid ini terjadi ketika manusia masih dalam keadaan ruh belum berupa materi (badan jasmani). Karena itu, logis sekali jika manusia tidak pernah merasa membuat kontrak tauhid tersebut.
Mu’ahadah konkritnya diikrarkan oleh manusia mukmin kepada Allah setelah kelahirannya ke dunia, berupa ikrar janji kepada Allah. Wujudnya terefleksi minimal 17 kali dalam sehari dan semalam, bagi yang menunaikan shalat wajib, sebagaimana tertera di dalam surat Al Fatihah ayat 5 yang berbunyi: “Iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’in”. Artinya, engkau semata wahai Allah yang kami sembah, dan engkau semata pula tempat kami menyandarkan permohonan dan permintaan pertolongan.
Ikrar janji ini mengandung ketinggian dan kemantapan aqidah. Mengakui tidak ada lain yang berhak disembah dan dimintai pertolongan, kecuali hanya Allah semata.
Tidak ada satupun bentuk ibadah dan isti’anah (Permintaan Pertolongan) yang boleh dialamatkan kepada selain Allah SWT.
Mu’ahadah yang lain adalah ikrar manusia ketika mengucapkan kalimat “Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku hanya kuperuntukkan (ku-abdikan) bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam.”


2. Mujahadah
Mujahadah berarti bersungguh hati melaksanakan ibadah dan teguh berkarya amal shaleh, sesuai dengan apa yang telah diperintahkan Allah SWT yang sekaligus menjadi amanat serta tujuan diciptakannya manusia.
Dengan beribadah, manusia menjadikan dirinya ‘abdun (hamba) yang dituntut berbakti dan mengabdi kepada Ma’bud (Allah Maha Menjadikan) sebagai konsekuensi manusia sebagai hamba wajib berbakti (beribadah).
Mujahadah adalah sarana menunjukkan ketaatan seorang hamba kepada Allah, sebagai wujud keimanan dan ketaqwaan kepada-Nya. Di antara perintah Allah SWT kepada manusia adalah untuk selalu berdedikasi dan berkarya secara optimal.
Hal ini dijelaskan di dalam Al Qur’an Surat At Taubah ayat: 5,
“Dan katakanlah, bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Maha Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitahukan-Nya kepada kamu apa-apa yang telah kamu kerjakan.”
Orang-orang yang selalu bermujahadah merealisasikan keimanannya dengan beribadah dan beramal shaleh dijanjikan akan mendapatkan petunjuk jalan kebenaran untuk menuju (ridha) Allah SWT hidayah dan rusyda yang dijanjikan Allah diberikan kepada yang terus bermujahadah dengan istiqamah.
Kecerdasan dan kearifan akan memandu dengan selalu ingat kepada Allah SWT, tidak terpukau oleh bujuk rayu hawa nafsu dan syetan yang terus menggoda.
Situasi batin dari orang-orang yang terus musyahadah (menyaksikan) keagungan Ilahi amat tenang. Sehingga tak ada kewajiban yang diperintah dilalaikan dan tidak ada larangan Allah yang dilanggar.
Jiwa yang memiliki rusyda terus hadir dengan khusyu’. Inilah sebenarnya yang disebut mujahidin ‘ala nafsini wa jawarihihi, yaitu orang yang selalu bersungguh dengan nuraninya dan gerakannya.
Syeikh Abu Ali Ad Daqqaq mengatakan: “Barangsiapa menghias lahiriahnya dengan mujahadah, Allah akan memperindah rahasia batinnya melalui musyahadah.”
Imam Al Qusyairi an Naisaburi [3] mengomentari tentang mujahadah sebagai berikut:
« Jiwa mempunyai dua sifat yang menghalanginya dalam mencari kebaikan; Pertama larut dalam mengikuti hawa nafsu, Kedua ingkar terhadap ketaatan.
Manakala jiwa ditunggangi nafsu, wajib dikendalikan dengan kendali taqwa. Manakala jiwa bersikeras ingkar kepada kehendak Tuhan, wajib dilunakkan dengan menolak keinginan hawa nafsunya.
Manakala jiwa bangkit memberontak, wajib ditaklukkan dengan musyahadah dan istigfar.
Sesungguhnya bertahan dalam lapar (puasa) dan bangun malam di perempat malam (tahajjud), adalah sesuatu yang mudah.
Sedangkan membina akhlak dan membersihkan jiwa dari sesuatu yang mengotorinya sangatlah sulit. »
Mujahadah adalah suatu keniscayaan yang mesti diperbuat oleh siapa saja yang ingin kebersihan jiwa serta kematangan iman dan taqwa.
وَلَقَدْ خَلَقْنَا الإنْسَانَ وَنَعْلَمُ مَا تُوَسْوِسُ بِهِ نَفْسُهُ وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيد ِ * إِذْ يَتَلَقَّى الْمُتَلَقِّيَانِ عَنِ الْيَمِينِ وَعَنِ الشِّمَالِ قَعِيدٌ * مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إلاَّ لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ
“Dan sesunggunya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya dan Kami lebih dekat kepadanya dari pada urat lehernya, (yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. Tiada satu ucapanpun yang diucapkannya melainkan adal di dekatnya Malaikat pengawas yang selalu hadir”. (Q.S. Qaaf: 16-18).


3. Muraqabah
Muraqabah artinya merasa selalu diawasi oleh Allah SWT sehingga dengan kesadaran ini mendorong manusia senantiasa rajin melaksanakan perintah dan menjauhi larangan-Nya.
Sesungguhnya manusia hakikinya selalu berhasrat dan ingin kepada kebaikan dan menjunjung nilai kejujuran dan keadilan, meskipun tidak ada orang yang melihatnya.
Kehati-hatian (mawas diri) adalah kesadaran. Kesadaran ini makin terpelihara dalam diri seseorang hamba jika meyakini bahwa Allah SWT senantiasa melihat dirinya.
Syeikh Ahmad bin Muhammad Ibnu Al Husain Al Jurairy mengatakan, « “Jalan kesuksesan itu dibangun di atas dua bagian. Pertama, hendaknya engkau memaksa jiwamu muraqabah (merasa diawasi) oleh Allah SWT. Kedua, hendaknya ilmu yang engkau miliki tampak di dalam perilaku lahiriahmu sehari-hari.” »
Syeikh Abu Utsman Al Maghriby mengatakan, « “Abu Hafs mengatakan kepadaku, ‘manakala engkau duduk mengajar orang banyak jadilah seorang penasehat kepada hati dan jiwamu sendiri dan jangan biarkan dirimu tertipu oleh ramainya orang berkumpul di sekelilingmu, sebab mungkin mereka hanya melihat wujud lahiriahmu, sedangkan Allah SWT memperhatikan wujud batinmu.” »
Dalam setiap keadaan seorang hamba tidak akan pernah terlepas dari ujian yang harus disikapinya dengan kesabaran, serta nikmat yang harus disyukuri. Muraqabah adalah tidak berlepas diri dari kewajiban yang difardhukan Allah SWT yang mesti dilaksanakan, dan larangan yang wajib dihindari.
Muraqabah dapat membentuk mental dan kepribadian seseorang sehingga ia menjadi manusia yang jujur.
« Berlaku jujurlah engkau dalam perkara sekecil apapun dan di manapun engkau berada.
Kejujuran dan keikhlasan adalah dua hal yang harus engkau realisasikan dalam hidupmu. Ia akan bermanfaat bagi dirimu sendiri.
Ikatlah ucapanmu, baik yang lahir maupun yang batin, karena malaikat senantiasa mengontrolmu. Allah SWT Maha Mengetahui segala hal di dalam batin.
Seharusnya engkau malu kepada Allah SWT dalam setiap kesempatan dan seyogyanya hukum Allah SWT menjadi pegangan dlam keseharianmu.
Jangan engkau turuti hawa nafsu dan bisikan syetan, jangan sekali-kali engkau berbuat riya’ dan nifaq. Tindakan itu adalah batil. Kalau engkau berbuat demikian maka engkau akan disiksa.
Engkau berdusta, padalah Allah SWT mengetahui apa yang engkau rahasiakan. Bagi Allah tidak ada perbedaan antara yang tersembunyi dan yang terang-terangan, semuanya sama.
Bertaubatlah engkau kepada-Nya dan dekatkanlah diri kepada-Nya (Bertaqarrub) dengan melaksanakan seluruh perintah-Nya dan menjauhi seluruh larangan-Nya.” » [4]
وَأَنْ لَيْسَ لِلإنْسَانِ إلاَّ مَا سَعَى وَأَنَّ سَعْيَهُ سَوْفَ يُرَى ثُمَّ يُجْزَاهُ الْجَزَاءَ اْلأَوْفَى وَأَنَّ إِلَى رَبِّكَ الْمُنْتَهَى وَأَنَّهُ هُوَ أَضْحَكَ وَأَبْكَى وَأَنَّهُ هُوَ أَمَاتَ وَأَحْيَا
“Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya, dan bahwasanya usahanya itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya). Kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna, dan bahwasanya kepada Tuhanmulah kesudahan (segala sesuatu), dan bahwasanya DIA yang menjadikan orang tertawa dan menangis, dan bahwasanya DIA yang mematikan dan yang menghidupkan.” (QS. An-Najm: 39-44)


4. Muhasabah
Muhasabah berarti introspeksi diri, menghitung diri dengan amal yang telah dilakukan. Manusia yang beruntung adalah manusia yang tahu diri, dan selalu mempersiapkan diri untuk kehidupan kelak yang abadi di yaumul akhir.
Dengan melakasanakan Muhasabah, seorang hamba akan selalu menggunakan waktu dan jatah hidupnya dengan sebaik-baiknya, dengan penuh perhitungan baik amal ibadah mahdhah maupun amal sholeh berkaitan kehidupan bermasyarakat. Allah SWT memerintahkan hamba untuk selalu mengintrospeksi dirinya dengan meningkatkan ketaqwaannya kepada Allah SWT.
Diriwayatkan bahwa pada suatu ketika Sayyidina Ali bin Abi Thalib r.a. melaksanakan shalat shubuh. Selesai salam, ia menoleh ke sebelah kanannya dengan sedih hati. Dia merenung di tempat duduknya hingga terbit matahari, dan berkata ;
« “Demi Allah, aku telah melihat para sahabat (Nabi) Muhammad SAW. Dan sekarang aku tidak melihat sesuatu yang menyerupai mereka sama sekali. Mereka dahulu berdebu dan pucat pasi, mereka melewatkan malam hari dengan sujud dan berdiri karena Allah, mereka membaca kitab Allah dengan bergantian (mengganti-ganti tempat) pijakan kaki dan jidat mereka apabila menyebut Allah, mereka bergetar seperti pohon bergetar diterpa angin, mata mereka mengucurkan air mata membasahi pakaian mereka dan orang-orang sekarang seakan-akan lalai (bila dibandingkan dengan mereka).” »
Muhasabah dapat dilaksanakan dengan cara meningkatkan ubudiyah serta mempergunakan waktu dengan sebaik-baiknya. Berbicara tentang waktu, seorang ulama yang bernama Malik bin Nabi berkata ; « “Tidak terbit fajar suatu hari, kecuali ia berseru, “Wahai anak cucu Adam, aku ciptaan baru yang menjadi saksi usahamu. Gunakan aku karena aku tidak akan kembali lagi sampai hari kiamat.” » [5]
Waktu terus berlalu, ia diam seribu bahasa, sampai-sampai manusia sering tidak menyadari kehadiran waktu dan melupakan nilainya. Allah SWT bersumpah dengan berbagai kata yang menunjuk pada waktu seperti Wa Al Lail (demi malam), Wa An Nahr (demi siang), dan lain-lain.
Waktu adalah modal utama manusia. Apabila tidak dipergunakan dengan baik, waktu akan terus berlalu. Banyak sekali hadits Nabi SAW yang memperingatkan manusia agar mempergunakan waktu dan mengaturnya sebaik mungkin.
نِعْمَتَانِ مَغْبُوْنٌ فِيْهِمَا َكثِيْرٌ مِنَ النَّاسِ، الصِّحَّةُ وَ الفَرَاغُ
“Dua nikmat yang sering disia-siakan banyak orang: Kesehatan dan kesempatan (waktu luang).” (H.R. Bukhari melalui Ibnu Abbas r.a).


5. Mu’aqabah
Muaqabah artinya pemberian sanksi terhadap diri sendiri. Apabila melakukan kesalahan atau sesuatu yang bersifat dosa maka ia segera menghapus dengan amal yang lebih utama meskipun terasa berat, seperti berinfaq dan sebagainya.
Kesalahan maupun dosa adalah kesesatan.
Oleh karena itu agar manusia tidak tersesat hendaklah manusia bertaubat kepada Allah, mengerjakan kebajikan sesuai dengan norma yang ditentukan untuk menuju ridha dan ampunan Allah.
Berkubang dan hanyut dalam kesalahan adalah perbuatan yang melampaui batas dan wajib ditinggalkan.
Di dalam ajaran Islam, orang baik adalah orang yang manakala berbuat salah, bersegera mengakui dirinya salah, kemudian bertaubat, dalam arti kembali ke jalan Allah dan berniat dan berupaya kuat untuk tidak akan pernah mengulanginya untuk kedua kalinya.

Demikian ringkasan singkat mengenai ketaqwaan dan kunci untuk mempertahankan ketaqwaan kita kepada Alloh SWT. Semoga artikel ini bermanfaat bagi kita semua dan bisa menerapkannya dalam kehidupan kita sehari-hari.

Wassalamualaikum wr. wb.


Monday, November 2, 2015

Rangkuman Algoritma


ALGORITMA

Algoritma adalah urutan langkah logis tertentu untuk menyelesaikan suatu masalah.

Penemu Algoritma: Abu Abdullah Muhammad ibn Musa Al-Khuwarizmi, berasal dari Uzbekistan

Flowchart adalah bentuk gambar / diagram yang mempunyai aliran satu arah atau dua arah secara sekuensial (berurutan).

Unsur unsur pemrograman secara garis besar adalah : input, proses, dan output

Variabel adalah suatu tempat yang berbentuk tipe data untuk menyimpan inputan dari program atau user yang selanjutnya diproses dalam pemrograman tersebut.

Operator dalam pemrograman dibagi tiga, yaitu:
  • Operator aritmatika (perhitungan), yaitu:  +, -, *, /, ^, mod , &
  • Operator relasi / pembandingan, yaitu:  =, <>, <, >, <=, >=, like
  • Operator logika, yaitu:  and, or, not, xor, eqv, imp


Array adalah suatu tempat untuk menyimpan banyak data dalam sebuah tabel yang terstruktur dimana tabel tersebut berupa nomor indeks dan harus mempunyai satu tipe data sejenis.

Array hampir sama seperti variabel. Pengertian lain array adalah tempat menyimpan data yang mempunyai beberapa nomor indeks yang mempuyai satu tipe data sejenis, dimana tiap indeks bisa dijadikan tempat penyimpanan data / suatu nilai.


Beberapa Percabangan dalam program :

     1.    If … then … else …
If (syarat/kondisi) then
(eksekusi proses yang dilakukan jika memenuhi syarat/kondisi if)
Else
(eksekusi proses yang dilakukan jika tidak memenuhi syarat/kondisi if)

      2.    Depend on / Case … of
Syntax case .. of dalam pascal:
Case nama_variabel of
Nilai_variabel_1 :
Begin
Proses_1;
End;
Nilai_variabel_2 :
Begin
Proses_2;
End;
Nilai_variabel_ke-n :
Begin
Proses_ke-n;
End;
Else
Begin
Proses_lainnya;
End;
End;


Perulangan (looping) dalam program :
Pengulangan mempunyai beberapa bagian yang harus dipenuhi, antara lain :
     1.  Inisialisasi : tahap persiapan membuat kondisi awal sebelum melakukan pengulangan, misalnya mengisi variabel dengan nilai awal
     2.  Proses : berisi semua proses yang dilakukan berulang-ulang.
     3.  Iterasi : iterasi terjadi di dalam pengulangan dimana merupakan kondisi pertambahan agar pengulangan dapat terus berjalan
     4.  Terminasi / Kondisi pengulangan : Kondisi berhenti dari pengulangan


Macam – macam perulangan dalam program :
     1.  For
Pengulangan for biasanya digunakan untuk pengulangan yang sudah jelas perlu dilakukan berapa kali pengulangan.

Tipe pengulangan yang telah diketahui jumlah pengulangan yang harus dilakukan biasanya disebut TRAVERSAL

Syntax for dalam pascal :
For nama_variabel := nilai_awal  to nilai berhenti do
Begin
Proses
End;


      2.  While
Pengulangan while biasanya digunakan jika jumlah pengulangan tidak diketahui pasti.
Syntax while dalam pascal :
Nama_variabel  :=  nilai_awal ;  {inisialisasi/persiapan}
While kondisi_pengulangan do
Begin
Proses
Nama_variabel := nama_variabel + 1; {iterasi/kondisi pertambahan untuk perulangannya}
End;


      3.  Repeat
Pengulangan repeat biasanya digunakan jika jumlah perulangan tidak diketahui, namun berbeda dengan while karena kondisi pengulangan ada di bagian bawah blok pengulangan.
Pengulangan repeat minimal selalu dilakukan sekali karena kondisi pengulangan ada di bagian bawah, berbeda dengan pengulangan while yang saat pertama kali masuk blok pengulangan dilakukan pengecekan kondisi pengulangan.

Syntax dalam pascal :
Begin
Nama_variabel := nilai_awal ;  {inisialisasi / persiapan mengisi nilai awal}
Repeat
Begin
Proses;
Nama_variabel := nama_variabel + 1;  {iterasi/kondisi pertambahan untuk perulangannya}
End;
Until kondisi_pengulangan;

End.

Saturday, September 5, 2015

My First at Campus

Assalamualaikum wr. wb.

Tanggal 5 September 2015 ini adalah hari pertama saya di kampus yang nanti saya akan mulai perkuliahan. Suatu awal untuk memulai masa depan yang lebih baik, Insya Allah. Semoga saya bisa menyelesaikan kuliah ini sampai lulus dan mendapatkan gelar sarjana tanpa adanya kendala baik waktu maupun biaya, aaamiiin. 
Ada hal menarik dalam saya mengambil jurusan yaitu Teknik Informatika, jurusan ini tidak sesuai jika dihubungkan kepada pengalaman kerja saya yang lebih banyak di sipil/proyek dan properti. Mungkin jika nasib saya ke depannya tetap di properti maka jurusan yang saya pilih mungkin tidak banyak menunjang karir saya dalam dunia sipil/proyek/properti, tapi ingat nasib bisa berubah, kita tidak tau apa yang akan bisa terjadi esok, sebagai manusia kita hanya bisa berbuat yang terbaik pada hari ini. 
Saya sudah memikirkan masak masak dalam mengambil jurusan ini, informatika adalah minat saya dan terbukti memang saya berbakat dalam jurusan ini, dibuktikan lewat hasil kuliah D1 saya di El Rahma Education Center di Mampang Jakarta Selatan sebagai lulusan terbaik 1. 
Apapun yang terjadi nanti dalam karir saya, saya merasa harus memilih dan melakukan apa yang saya sukai dalam kuliah ini, jadi saya menjalani kuliah ini dengan ikhlas dan tenang. 
So just do the things that you like and be the best of it.

Wassalamualaikum wr. wb.

WHAT IS LEADERSHIP ?

Apa itu kepemimpinan, apa itu pemimpin?
 Ya menurut saya yang bodoh ini ada beberapa penjelasan menurut versi saya. Setelah beberapa kali ganti perusahaan dan tentu juga ganti atasan, membuat saya memperhatikan dan mengalami berbagai tipe kepemimpinan. Tidak perlu dijelaskan bagaimana kepemimpinan mereka, tapi yang pasti saya jadi tau pasti pemimpin yang bagaimana yang disukai bawahannya, saya bisa berkata seperti itu karena saya sendiri adalah bawahan yang merasakan langsung bagaimana mereka memimpin.
Hal yang utama sebagai pemimpin adalah uswatun hasanah yaitu menunjukkan dan melakukan contoh yang baik bagi bawahannya. Sebagai contoh pimpinan kerja sering datang terlambat, ini bisa jadi akan mempengaruhi bawahannya dalam perilaku kerja, atau pimpinan yang tidak masuk/tidak datang ke kantor yang tidak memberitahukan keberadaanya kepada anak buah sehingga susah dicari jika ada perlu. Nah jika sewaktu-waktu anak buahnya melakukan hal seperti atasannya tadi diatas dan atasannya marah atas perilaku anak buahnya maka jangan harap "omelannya" itu bisa merubah/memperbaiki perilaku kerja anak buahnya karena atasannya sendiri sering melakukan itu. Jadi pemimpin itu harus banyak berkaca diri.
Kemudian pemimpin itu harus bisa mengorganisasi dan memonitoring setiap anak buahnya dan pekerjaan anak buahnya, menanyakan apakah ada masalah atau tidak apakah ada kesulitan atau tidak dalam pekerjaannya, dan juga membantu kesulitan anak buahnya dalam pekerjaan maupun lingkungan kerjanya.
Pemimpin itu harus punya simpati dan empati, pemimpin yang baik adalah yang menganggap anak buahnya adalah bagian keluarganya, masalah anak buah baik dalam pekerjaan maupun dalam lingkungan kerjanya harus bisa dirasakan oleh pimpinannya sehingga bisa ada jalan keluar atas masalah-masalah tersebut. Pemimpin itu harus bisa memotivasi anak buahnya. Motivasi ini sangat penting karena sebagai bawahan yang berhubungan langsung dengan pihak luar baik itu customer atau klien atau kontraktor atau supplier yang mana pasti akan mengalami masalah dalam pekerjaannya. Masalah-masalah itulah yang bisa membuat anak buahnya mengalami penurunan semangat, disitulah pemimpin harus bisa memotivasi anak buahnya. 
Pemimpin yang baik itu harus mengesampingkan ego pribadi dan emosinya dalam memimpin, tidak menjatuhkan dan membuat bawahannya lebih merasa bersalah jika bawahannya melakukan kesalahan tapi harus lebih mengayomi, memberi peringatan yang proporsional dan mengembalikan semangat untuk memperbaiki kesalahan anak buahnya. 
Jadi pada akhirnya Pemimpin yang  baik akan membuat solid team yang dipimpinnya tersebut, pemimpin yang buruk akan membuat team yang dipimpinnya hancur perlahan-lahan. Mudah-mudahan hal yang saya tulis ini bisa memberi masukan dan mengingatkan kepada diri saya sendiri jika suatu saat saya dipercaya menjadi pemimpin untuk bisa menjadi pemimpin yang baik dan bisa memberikan uswatun hasanah, aaamiiin.

Friday, September 4, 2015

5 Mitos Leadership yang Salah

Banyak mitos yang salah tentang leadership atau kepemimpinan. Memang ilmu atau pelajaran tentang kepemimpinan bisa dibilang minim di bangku sekolah. Padahal kepemimpinan menjadi salah satu faktor penting penentu kesuksesan dalam berkarier maupun berkeluarga.
Sangat penting bagi siapapun juga, profesional yang sedang meniti karier di level apapun, untuk dapat memahami dan menerapkan kepemimpinan yang baik. Sayangnya, banyak mitos yang salah tentang leadership. Apa saja mitos tersebut?

Berikut 5 mitos yang salah tentang leadership yang perlu Anda ketahui:
    1.  Leadership bukan dibentuk tapi dilahirkan
      Karakteristik pemimpin tidak bersifat genetis. Tidak ada orang yang ketika lahir serta-merta dikaruniai gen pemimpin. Presiden Jokowi bukan semata ditakdirkan menjadi pemimpin. Meski lahir dari sebuah keluarga sederhana, ketika masa kanak-kanak, Jokowi sudah merasakan pahitnya menjadi korban gusur. Jokowi sudah diajarkan arti berjuang sejak kecil. Begitu juga dengan talenta di dunia musik. Meski ada sebagian besar musisi ternama yang lahir dari orang tua yang juga seorang musisi, namun jika bakat bermusik tidak dilatih sejak kecil, tidak mungkin seseorang akan berhasil di bidang tersebut. Begitu juga dengan seseorang yang tidak memiliki darah musisi dalam gennya, jika dia berlatih dengan tekun dan konsisten, bisa saja dia berhasil dalam bermusik. Leadership bisa dipelajari!
    2. Leadership adalah ilmu yang sulit dan langka
      Bukan sulit atau langka, leadership hanya jarang diajarkan. Dengan semakin terjebaknya orang tua dalam pekerjaan, semakin jarang pula anak-anak mendapatkan contoh apalagi arahan tentang kepemimpinan yang baik. Padahal keluarga adalah lingkup terkecil yang paling tepat untuk memperkenalkan prinsip dasar kepemimpinan pada anak-anak dan generasi penerus bangsa.
    3. Pemimpin hanya ada di atas
      Sebagian orang berpikir bahwa yang harus memiliki sifat pemimpin hanya orang-orang yang ada di atas atau di pucuk pimpinan sebuah organisasi. Hanya bos-bos saja yang bisa atau boleh memiliki karakteristik seorang pemimpin. Hal ini tidak benar. Menjadi pemimpin tidak sama dengan menjadi bos. Kepemimpinan adalah kemampuan menggerakkan dan memotivasi karyawan, bukan soal posisi atau titel. Sekalipun bertitel direktur, jika seseorang tidak dapat menjalankan arahannya, dia bukan seorang pemimpin yang baik. Ya, dia seorang direktur, tapi bukan pemimpin.
    4. Semua pemimpin pasti berkharisma tinggi
      ‘Kharisma’ adalah kemampuan seseorang bersosialisasi dengan baik dan santun dengan orang-orang di sekitarnya, sehingga orang tersebut mendapatkan rekognisi dan dihormati. Kharisma membuat seseorang dikenal dan membuka pintu kesempatan. Namun, kharisma saja tidak cukup untuk menjadikan Anda seorang pemimpin sejati. Anda membutuhkan kredibilitas. Ibaratnya, kharisma akan membukakan pintu, namun kredibilitas lah yang akan membuat Anda disegani.
    5. Dibutuhkan manipulasi untuk memimpin
      Contoh manipulasi misal bos Anda mengatakan, “Kamu akan saya naikkan jadi manajer kalau penjualan naik 200%,” lalu setelah Anda berhasil menaikkan penjualan menjadi 200%, bos Anda mengatakan, “Gini ya… ternyata saya ada arahan dari direksi, kamu masih belum pantas jadi manajer.” Pemimpin yang baik seharusnya tidak memanipulasi, tapi memotivasi, yakni memberi nilai yang mampu dan pasti menggerakkan kepentingan semua pihak.
Itulah lima mitos yang salah dari pemahaman soal kepemimpinan. Mendalami kepemimpinan jelas akan membantu Anda dalam berkarier. Banyak sekali teori kepemimpinan yang dapat Anda jadikan referensi, salah satunya ajaran John C. Maxwell. Dalam salah satu bukunya yang berjudul The 21 Irrefutable Laws of Leadership, ada 21 pokok bahasan inti ilmu kepemimpinan. Dua di antaranya:

The Law of Influence
Menilai seorang pemimpin sejati adalah dari kemampuannya dalam menggerakkan dan mempengaruhi orang lain. Tidak lebih, tidak kurang.
Seseorang yang tidak memiliki kemampuan mempengaruhi orang lain, tidak akan bisa memimpin orang lain. Kepemimpinan sejati tidak bisa ditunjuk atau ditugaskan. Sekali lagi, seorang direktur bisa ditunjuk, namun seorang pemimpin harus memiliki kemampuan untuk mempengaruhi dan menggerakkan timnya.
Kepemimpinan perlu diperjuangkan, bukan sesuatu yang jatuh dari langit. Titel mentereng sepertidirekturgeneral manager, vice president, hanya bisa membeli waktu. Maksudnya, saat Anda mulai menjabat, anak buah memang akan mendengarkan Anda karena Anda adalah atasan mereka. Namun beberapa saat kemudian, tanpa leadership yang baik, dalam waktu singkat Anda akan menjadi atasan tanpa anak buah yang mengikuti.
Bagaimana cara menggerakkan tim Anda? Seperti di atas; dengan motivasi, bukan manipulasi.

The Law of Process
Kepemimpinan Itu dibentuk setiap hari, bukan dalam satu hari.
Menjadi seorang pemimpin ibaratnya melakukan investasi di pasar saham; jangan berharap bisa kaya dalam satu hari. Seperti saat duduk di bangku perguruan tinggi, kelulusan dan ijazah tidak Anda terima dalam satu atau dua hari, namun tiga sampai empat tahun.
Sebagai pemimpin yang baik, Anda harus percaya the law of process; tidak ada yang instan, semua harus dipelajari. Dalam sebuah studi terhadap 90 pemimpin terbaik, kemampuan untuk mengembangkan dan meningkatkan talenta berorganisasi dan memimpin menjadi garis pemisah yang jelas antara pemimpin dan pengikut.
Pemimpin sejati tidak pernah berhenti belajar, bahkan seumur hidup. Ketika mantan presiden ke-26 Amerika Serikat Theodore Roosevelt meninggal dunia tahun 1919, ditemukan buku pengetahuan di samping tempat tidurnya. Sampai akhir hayatnya, Theodore masih terus belajar. (Dino Martin)

SUMBER: JOBSTREET.CO.ID

Thursday, August 13, 2015

Pendidikan yang tinggi atau Pengalaman Kerja yang lebih penting ?

Assalamualaikum wr. wb.

Ada yang menarik dari pertanyaan dari judul di atas. Judul di atas pernah dijadikan bahan debat waktu saya kuliah di El Rahma Education Center, Mampang, Jakarta Selatan. Entah apa maksud dosen tersebut membuat bahan debat seperti itu, apa ingin pendapat dari mahasiswanya atau hanya ingin mahasiswanya bisa belajar berdebat. Waktu itu dibagi dua group, yang pertama harus mempertahankan pendapat bahwa pendidikan tinggi atau yang lebih tinggi adalah yang paling penting, yang kedua harus mempertahankan pendapat bahwa pengalaman kerja yang banyak adalah yang paling penting. Debat berlangsung seru, masing-masing mempertahankan pendapatnya dengan alasan-alasan yang masuk akal dan agar tidak terpatahkan oleh lawan debat.
Dari debat itu ternyata didapat hasilnya bertahun-tahun kemudian setelah saya bekerja. Menurut saya dan mungkin ini pendapat saya saja, bahwa ternyata Pendidikan yang lebih tinggi-lah yang lebih penting. Biarpun banyaknya pengalaman kerja, banyak perusahaan yang lebih mementingkan standar pendidikan seseorang. Biarpun ini tidak bisa dijadikan patokan karir seseorang.
Ya didapat kesimpulan bahwa jika tujuannya adalah karir dalam dunia kerja pendidikan yang lebih tinggi-lah yang lebih penting, berbagai pengalaman kerja bisa didapat kemudian. Akan tetapi jika tujuannya usaha/bisnis, maksudnya dalam dunia entrepreneur maka pengalaman kerja/pengalaman hidup-lah yang lebih penting sedangkan ilmu/pendidikan bisa sambil berjalan dalam mengembangkan usahanya tersebut. Tapi yang lebih penting dari pada itu adalah kemauan, usaha, dan sikap pantang menyerah seseorang dalam belajar maupun bekerja, because every effort must be results.
Demikianlah coret-coretan dan uneg-uneg yang bisa saya sampaikan, jika ada uneg-uneg, pendapat, saran, kritik silahkan kirim komentar para pembaca di blog saya yang sederhana ini.

Wassalamualaikum wr. wb.

Wednesday, August 12, 2015

Welcome to My Blog

Assalamualaikum wr. wb.
Selamat datang di blog saya yang sederhana ini. Blog ini adalah Blog Pribadi yang dibuat untuk mengingatkan saya kembali mengenai apa yang telah saya alami dan saya lewati, terutama hal-hal yang penting dan perlu diingat, ya semacam Diari. Blog ini juga dibuat untuk mencatat semua hal-hal pelajaran nanti dalam kuliah saya di Sekolah Tinggi Teknologi Indonesia Jakarta yang mana mungkin nanti akan berguna bagi saya dan para pembaca. Dimana kuliah tersebut akan saya mulai pada tanggal 05 September 2015 nanti. Demikianlah Mukadimah sederhana ini saya buat.
Wassalamualaikum wr. wb.